Wednesday, November 16, 2011
Pandanganku Terhadap Unique Selling Point
Saturday, November 12, 2011
Ide Bisnis Gagal ? Kenapa ?
Siapa yang sering dengar ide-ide bisnis yang bagus tapi tidak pernah terlaksana ? pasti banyak bukan ? salah satunya kita sendiri mungkin pernah mengalami hal yang sama, betul ? saya pun juga begitu. Ide itu aset pertama kita, semua pebisnis besar mulai dari pikirannya yaitu IDE nya yang diiringi action. Hanya saja mereka mau mencari solusinya sedangkan beberapa dari kita berhenti di tengah jalan karena merasa tidak mendapat solusinya.
Menjadi Entrepreneur itu pada dasarnya harus inisiatif mencari ilmu gak selalu dicekokin arahan terus sama mentor nya karena kalau seperti itu lebih cocok menjadi employee. Saya coba papar beberapa faktor yang biasanya membuat ide bisnis tidak menjadi kenyataan berdasarkan pengalaman saya :
1.Killer Costs
Ini bukan modal tapi killer costs ini masuk kepada biaya operasional disaat nanti kita menjalankan bisnisnya, kenapa modal tidak termasuk masalah besar ? Justru modal itu problem paling gampang, banyak seminar yang memberi tahu caranya mencari modal gak pakai lama kok kita bisa cari investor (bagi hasil) atau pinjam ke bank.
Nah killer costs ini biasanya muncul karena kesalahan perencanaan yang biasanya didasari kurangnya pengalaman dan hal yang perlu kita ketahui bahwa investor dan bank tidak suka dengan bisnis yang mempunyai pengeluaran yang besar per bulannya karena bisa sangat berisiko bagi mereka.
Misalnya saat saya mengawali bisnis sepatu saya, saya tidak langsung membangun bengkel sendiri, kenapa ? karena dengan membangun bengkel sendiri saya akan menanggung pengeluaran dari gaji karyawan yang sangat besar nah dari situ saya bisa memotong pengeluaran bisnis saya.
Tips : selalu cari cara untuk menutup kebocoran keuangan bisnis kita dan Buatlah perkiraan neraca diatas asumsi yang ada , misalnya dilapangan pengeluaran dalam 1 bulan bisa Rp. 10.000.000 nah di neraca asumsi kita bisa tulis Rp. 12.000.000 atau Rp. 13.000.000 jadi investor dan kita sendiri gak kaget kalau biayanya tiba-tiba meledak atau naik.
2. Tidak ada Sumber Daya Manusia
Ada 2 hal yang sumber penyebabnya :
a. Sumber Daya Manusia nya pada kabur
b. Belum dapat sumber daya yang cukup
Untuk masalah SDM yang poin A saya rasa saya sendiri belum berintegritas untuk menjelaskannya kita perlu belajar leadership lebih banyak dilapangan karena poin pentingnya ada di leadership kita sebagai leader saran saya membaca buku-buku John C. Maxwell bisa menjadi pilihat paling tepat untuk mempelajari leadership.
Nah untuk poin B problemnya biasanya karena kita tidak mau mencari dan berjuang untuk menemukan SDM atau perkiraan yang kita buat tentang kebutuhan SDM yang dibutuhkan untuk usaha kita terlalu banyak. Sadari bahwa kita juga termasuk SDM pada usaha kita sendiri dan pastikan kita juga mau belajar untuk mengerti usaha kita sendiri, saya sendiri bukan wanita tapi usaha saya di bidang sepatu wanita. Suka gak suka mau gak mau kita memang harus mau nyebur dan belajar terus sampai ahli dan bisa diteruskan oleh tim bisnis kita dikemudian hari.
3. Kesalahan Menganalisa Pasar
Ini biasanya sindrom “Blind Marketing” yang hinggap pada orang ber-ego tinggi seperti saya dahulu. Apa sih sebetulnya bentuk penyakit “blind marketing” ? Biasanya terjadi pada entrepreneur yang meriset pasar hanya dengan sepengetahuan dia saja. Misal, saya dulu pernah berpikir bahwa pelanggan saya itu suka sekali dengan wedges maka dari itu saya buat sepatu ready stock berbentuk wedges ternyata meleset customer suka dengan produk flat shoes, kenapa ? karena saya hanya riset pasar menggunakan bola mata saya sendiri, gak jauh beda sama kuda yang dipasangin kaca mata kuda deh.
Pada tulisan saya tentang Entrepreneur’s atittude salah satu karakter yang dimiliki entrepreneur adalah people oriented. Nah market kita orang bukan ? bukan genderuwo, kuntil anak atau pocong sebagainya. Kita harus mengerti market-market kita dengan cara apa ? mengenalnya , mengajak ngobrol dan mengetahui kebiasaan-kebiasaan mereka sama seperti saat kita PDKT sama orang yang kita suka, kalau udah dapat hatinya ditembak pasti dapet kan ? kemungkinan besar jadi pacar bener gak ?
Nah tips dari saya coba kita perhatikan poin-poin ini :
a. Ketahui benar-benar siapa target market kita ( umur , kebiasaan, pekerjaan , kebiasaan dalam mengeluarkan uang, budaya dll. )
b. Pastikan “permintaan” dari pasar terhadap produk semacam yang kita buat itu sustainable jadi bukan “musiman”
c. Pricing yang “tepat” . Terlalu murah jadi murahan terlalu mahal gak ada yang beli. Coba berbicara dengan orang-orang yang sesuai dengan target market kita karena mereka yang tahu jawabannya.
4. Kurang Memiliki Keunikan
Nah unik disini tidak harus unik pada bentuk barangnya saja, namun unik dalam cara menjual, cara membuat, mengiklankannya dll. Hal ini saya bahas di tulisan saya berikutnya tentang USP ( Unique Selling Point ) siapa tahu bisa bermanfaat buat kita semua ya.
Thursday, November 10, 2011
Bisnis Vs Karyawan
Bisnis Versus Kuliah
Ada yang jawab susah ada yang jawab gak bisa. Kalau saya pilih jawab tidak bisa, bukan berarti saya tidak menghargai kuliah saya karena memang tidak ada hubungannya kecepatan lulus sarjana dengan kesuksesan bisnis saya. Ilmu nya yang penting, justru dengan saya kuliah di cicil ilmu nya makin banyak makin ter update dan makin paten.
Saya yakin ada beberapa dari kita yang mengalami hal yang sama. Prinsip saya berikan gelar Sarjana harus dan wajib karena hubungannya dengan kebahagiaan orang tua walau saya sendiri tidak termotivasi untuk kesana tapi faktor orang tua lah yang memotivasi saya selama ini siapa tahu doa nya makin lancar untuk kesuksesan di bisnis saya.
Apa untungnya bisnis saat kuliah ? yang saya rasakan bahwa saya gak pernah jadi ego dengan gelar yang saya punya , wong gelar saja belum punya ! Banyak loh yang mau bisnis takut gagal kenapa coba ? Malu salah karena sudah Cum Laude dan S1 dari Perguruan Tinggi ternama ( gak semua yaa..). Saya pribadi dengan merasa diri saya masih mahasiswa selalu menempatkan diri dalam posisi mendengarkan untuk belajar. Belajar dari siapa ? Mentor dan praktisi ! kenapa harus Mentor dan praktisi ? supaya jalannya bener gak melenceng-melenceng. Kalau saya dengarkan paman saya yang bukan wirausaha bisa kacau hidup saya , kenapa ? karena memang beliau tidak bergerak di bidang wirausaha, sama halnya kita ingin belajar matematika tapi nanyanya ke guru Kesenian bisa-bisa salah jalur kita.
Intinya, tidak ada konflik kepentingan pada Bisnis dengan kuliah kita selama kita yakin itu baik buat kita kenapa enggak ? tetap cari solusi yang terbaik jangan sampai mengorbankan salah satu nya, saya sendiri tetap kuliah dan menjalankan bisnis. Sesuaikan dengan kondisi kita yang penting jangan cari-cari alasan kalau bisnis terkorbankan karena kuliah. Sesungguhnya kuliah itu tidak sibuk dan tidak menghabiskan waktu.
Tuesday, November 8, 2011
Entrepreneur's Atittude [PART2]
Saya mau lanjut Part 2 nya nih tentang Entrepreneur’s Atittude. Sebelumnya saya beritahu kepada teman-teman yang membaca blog saya tidak usah heran terkadang postingan saya ngawur gak jelas kadang serius gak ketulungan karena itulah saya, Entrepreneur memiliki sisi eksentrik karena mereka sudah mengetahui diferensiasi tidak hanya di produk dagangnnya saja, begitu juga dengan karakternya.
Yang belum baca part 1 nya monggo di klik link berikut PART1
Oke kita lanjut yaa...
5. Kemampuan Melihat Gambaran Besar
Seorang Entrepreneur harus dapat melihat sebuah keputusan dengan sudut pandang yang holistik, maksudnya ? Satu keputusan harus kita lihat dari 4 pilar bisnis yaitu dari segi Finance ( Keuangan ), Marketing ( Pemasaran ), Operational ( Operasional ) & HumanResource ( Sumber Daya Manusia ). Misal saat saya ingin meluncurkan suatu produk saya harus memikirkan juga dari segi investasi, cara promosi, produksi, waktu pembuatan dan pekerja + sales representative yang mendukung kesuksesan dari produk yang saya keluarkan. Terkesan otak kiri banget, memang betul namun bila kita sering berlatih, membaca buku dan apalagi memiliki mentor yang berpengalaman gak perlu lama kurang dari 1 minggu kita bisa buat gebrakan dari keputusan yang kita buat.
6. People Person
Mau jadi nelayan, mau jadi orang tambang ujung-ujungnya ketemu Orang dan Cari Orang, betul ? Nah sebagai pebisnis sangatlah dituntut untuk fleksibel saat bertemu orang lain tidak perlu supel yang serba lebay dan SKSD, namun pebisnis haruslah ramah segarang apapun muka kita.
Entrepreneur sejati benar-benar memperhatikan hubungan khususnya kepada Investor, Tim Bisnis, Supplier dan Customer. Jalinlah hubungan dengan tulus jangan terus mengungkung diri, jalinlah hubungan dengan siapapun selain menambah pahala bisa juga jadi saluran rezeki dikemudian hari.
Tips : Belajarlah mengucapkan kata-kata ini bila ingin jadi Entrepreneur apapun kondisinya mau bete atau dimarahin customer : Maaf , Terima Kasih , Halo , Selamat pagi/siang/sore/malam, apa kabar, terima kasih atas masukannya, masukan anda memang sangat bermanfaat bagi kami, apa yang bisa kami bantu, anda memang hebat, wah hebat dan kata pujian lainnya namun jangan yg gombal-gombal banget ya.
7. Risk Taker dan Berani Gagal
Without Risk There is NO REWARD !!! bahkan seorang karyawan yang sukses berkarir dan menjadi TOP MANAGER pun tahu bahwa yang namanya keberhasilan pasti ada Risk nya. Orang – orang berhasil yang saya temui adalah Risk Taker sejati, tapi eit..eit..eit mereka gak gegabah loh. Memang mereka ambil keputusan dengan cepat yang membedakan mereka dengan orang banyak mikir adalah mereka menjadikan Risiko yang ada menjadi media mereka untuk bertumbuh, karena kepepet ide-ide bermunculan kerja pun menjadi gesit dan fokus, hasilnya ? SUKSES LUAR BIASA !!
If you worry too much about failing, you'll never start a business. You have to be willing to fail if you want to succeed. Kalimat yang selalu diucapkan mentor saya sederhana kalau dipraktekin bisa bikin galau bermalam-malam, butuh mental dan konsistensi untuk mewujudkan kata-kata tersebut. Di Bisnis sekalinya anda maju susah untuk mundur karena sudah ada tim bisnis dibelakang kita yang hidupnya juga tergantung dengan kita, that’s why kenapa banyak Entrepreneur penghasilannya gila-gilaan karena mereka sudah berpikir bukan hanya untuk dirinya namun Tim bisnisnya, otomatis REZEKINYA LEBIH BANYAK.
8. Fokus Pada Peluang
Keburuntungan datang dari peluang yang bertemu dengan kesiapan. Seorang Entrepreneur itu haruslah bervisi, dalam kondisi apapun visi nya haruslah jelas karena seorang entrepreneur itu tahu terkadang kesempatan-kesempatan hebat muncul disaat krisis.
Lebih jelasnya seperti apa sih bentuk peluang pada dunia bisnis ? Celah Pasar ( Market gap ) , Pelanggan Baru, Produk Baru, Peluang Kerja Sama, Pameran dan event-event bisnis pun termasuk. Intinya peluang itu dimana-mana, selama kita yakin itu Halal dan bermanfaat itu namanya PELUANG, dari kata PELUANG ada kata “UANG” jadi yang gak manfaatin PELUANG gak dapet UANG.
Kita bisa memanfaatkan peluang yang ada dengan menjadi follower dan mencari celah, namun hal terbaik yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan peluang yang ada dengan inovasi yang kita punya, keep action dan lakukan jangan terlalu banyak berpikir.
9. Finacial Thinker
Pebisnis itu MATRE !! betul... sama halnya dengan karyawan yang kerja dari pagi sampai malam berharap di gaji, gak jauh beda, bedanya pebisnis punya kebebasan waktu. Kalau gak mau matre ? jadi aktivis sosial ! tapi butuh duit juga kan ?
Maukah kita membangun sebuah Organisasi Non-Profit Oriented tapi keuangannya nombok terus ? gak mau kan ? jadi apapun bisnisnya harus tetap sehat keuangannya kalau nombok terus lama kelamaan siapa yang mau nombokin ? masalah pembagian profit itu tergantung pribadi masing-masing.
Hal yang harus dipastikan adalah apakah setiap keputusan dan kerja sama yang kita lakukan ada manfaat bagi kesehatan bisnis kita ? bagaimana ke depannya akan menjadi investasi yang menguntungkan atau merugikan ? bagaimana 5 , 10 dan 15 tahun lagi ? apakah keputusan yang kita ambil ini bersifat investasi atau pengeluaran dengan manfaat yang sedikit ?
Setiap keputusan yang diiringi analisa keuangan yang tepat akan meminimalisir bocornya keuangan pada bisnis kita, pada UKM bisa berakibat fatal karena pondasi keuangan yang biasanya masih belum kokoh dibandingkan perusahan besar yang setiap biaya investasinya sudah dialokasikan dan sumber daya manusia nya sudah kokoh.
Nah seperti itulah atittude yang dimiliki Entrepreneur dari sudut pandang yang saya ketahui. Teman-teman boleh menambahkannya cukup dengan comment pada artikel ini. Syukur-syukur bila bermanfaat , boleh teman-teman share kepada teman-teman lainnya, bila ingin meng-copy tulisan saya alangkah baiknya teman-teman izin terlebih dahulu yaa.
Dulu Juga Pernah Jadi Alay ! Sekarang....


Monday, November 7, 2011
Sunday, November 6, 2011
Entrepreneur's Atittude [PART 1]
Seperti biasa setiap hari raya saya pasti bertemu banyak orang mulai dari sanak saudara sampai teman-teman lama. Topik yang paling dibicarakan pastinya soal dunia kerja dan bisnis. Sampai pada akhirnya saya berbincang dengan seseorang yang ingin merintis usaha, terlihat dia mempunyai mimpi yang besar sangat besar bahkan. Namun pada saat dia berbicara saya ragu sekali akan mimpinya itu tercapai, mengapa ? apakah saya mendoakan yang jelek-jelek buatnya ? tentu tidak pastinya.
Saya bukan peramal tetapi hal yang pasti adalah saya doakan untuk perubahan sikap pada dirinya. bukan maksud sok suci yang pasti anda sendiri pasti bisa membedakan batasan orang yang rada “miring-miring” sama yang benar-benar lurus. Kalau saya sendiri masih miring-miring jadi tahu orang yang miring-miring hehe.
Yah apapun itu kita lupakan saja sejenak karena yang pasti Entrepreneur itu basicnya di Karakter. Saya tidak akan membicarakan tentang agama atau sedekah di tulisan kali ini. Nah, apa sih karakter yang paling umum dimiliki semua entrepreneur sukses ? saya coba tuliskan semoga bermanfaat buat kita semua ya.
1.Ngotot
Ngotot disini bukan ngotot untuk berdebat karena entrepreneur itu fokus di action. Kenapa butuh ngotot ? karena disaat memulai usaha pastinya kita akan mengalami yang namanya frustasi, time management yang kacau dan yang paling pasti adalah mendongkrak omzet yang bikin pusing kepala. Semua hal tersebut butuh “ngotot” , ngotot untuk berprestasi dan ngotot untuk memenangkan target pasar serta kontrak-kontrak perjanjian bisnis di tengah-tengah perjalanan bisnis kita. Saran saya kalau dari awal Cuma ngotot “emosi” , semangat menggebu-gebu tapi tidak action lebih baik tidak usah dibuka bisnisnya karena bisnis butuh ke”ngototan” kita. Salah satu yang terpenting adalah kalau kita sudah “ngotot” gak akan berpengaruh lagi orang-orang yang menggunjing/meremehkan kita saat berbisnis justru mereka yang akan segan karena melihat keseriusan kita berjuang.
2.Action Oriented
Entrepreneurs are the kind of people who just get on with things, rather than sitting around talking about them. Bagi saya itulah entrepreneur beda sama orang birokrat yang hobinya rapat, maksudnya action oriented bukan asal tabrak saja. Sempurnakan sambil jalan dan “gatel” lah kalau gak action. Karena yang bertanggung jawab untuk bisnis kita , ya kita sendiri ! kalau limpahin tanggung jawab ke karyawannya sama saja memberi bisnisnya ke karyawan, tidak jauh berbeda dengan “menitipkan jantung” kita kepada orang lain. Saya pernah berbicara dengan seorang mentor beliau pengusaha minuman kopi yang usahanya sudah “auto-pilot”, itupun dia dapatkan setelah 3 tahun full kerja keras sehingga sikap dan skillnya dia terduplikasi oleh bawahannya, makanya beliau punya pilihan waktu.
3.Confidence
Jadi entrepreneur itu gak semudah yang kita bayangkan walau pada faktanya soal skill seorang entrepreneur tidaklah sepintar para profesional diluar sana. Hal spesial yang dimiliki para executive dan entrepreneur sukses adalah Confidence (keyakinan).
Bisakah anda tidur tenang dengan cicilan pinjaman modal dari bank yang besar ? Tidur tenang disaat sales perusahaan belum memuaskan ? Tidur tenang disaat anda tahu ada kerugian / musibah yang terjadi kepada bisnis anda ?
Stress terkadang datang begitu saja karena keyakinan diri kita yang negatif akan masa depan kita, disisi lain keyakinan positif akan mempengaruhi tindakan kita saat menjalankan bisnis yang ujung-ujungnya akan menjadi cerita gembira pada perjalanan bisnis kita kedepannya.
Saya pernah merasakan rasanya menggaji karyawan tapi saya dan co-owner saya tidak mendapatkan sepeserpun uang selama 3 bulan karena penjualan anjlok luar biasa. Alhamdulillah ujiannya masih ringan, sempat saya merasa keyakinan itu memudar, hanya saja saya sempatkan ikut seminar motivasi dan setelah keyakinan saya meningkat hasil di bisnis pun meningkat, kok bisa ? karena kalau sudah yakin kita pun akan ngotot dan ide-ide akan bermunculan.
Keyakinan dan percaya diri itu penting khususnya saat kita membuka relasi dengan pengusaha-pengusaha lainnya, kalau pebisnis tidak punya keyakinan akan bisnisnya, bagaimana ia akan memperluas jaringan usahanya ? karena seorang entrepreneur pada akhirnya akan bekerja sama dengan orang-orang yang tidak dikenal olehnya.
Bagi saya Keyakinan itu seperti “faktor kali” kalau keyakinannya “0” (nol) maka apapun yang dikerjakan pasti hasilnya akan 0 juga.
4.Passion
Passionate tidak harus berapi-api dan tidak harus passion pada bidang tertentu. Saya sendiri bisnis di bidang sepatu wanita tapi saya bukan lekong atau banci kaleng. Passion tidak harus pada suatu produk atau jasa tertentu. Passion bagi saya adalah gairah kepada bisnis/kerja yang kita jalani biasanya passion yang awet yang saya rasakan adalah passion yang berdasarkan impian kita, apa saja yang kita ingin wujudkan dari bisnis yang kita jalankan.
Bergairah untuk menggali ide-ide dan terobosan baru, Bergairah saat mengkomunikasikan bisnis kita kepada orang lain baik itu pada tim kita, investor , bank dan pelanggan. Tak perlu kata-kata manis untuk meyakinkan investor , tak perlu kata manis untuk meningkatkan semangat para karyawan kalau kita sudah passionate banget pasti akan tertular dan mereka pun akan merasakan passion yang sama pada bisnis kita.
Sebetulnya masih ada 5 lagi Sifat entrepreneur yang mau saya tulis, berhubung kepanjangan tunggu part ke-2 nya yaa ...
Expectation Vs Reality , Menjawab pertanyaan "kapan nikah?" versi Idul Adha
Cara Menjawab Pertanyaan "Kapan Nikah?" Versi Idul Adha

Friday, November 4, 2011
Decision Making [Comic]
Bisnis Apa Ya ?
